Laman

Selasa, 17 September 2013

Berita Tentang kakak kelas

Berita Tentang Kaka kelas..

(Kak Siti Hidayati)

kak siti hidayati itu orangnya baiiiikkk buangeddtzzz.... bicaranya juga lemah lembut,, buat aku sihh,alhamdulillah yah dapet kaka pembimbing kaya kak hidayati :) coz jantungku sehat... ndag dag dig dug berdebar kueeenceng gara'' ketakutan kalo minta konsul sama mbaknya :)
tueeengkyu banget ya mbak udah baek n sabar mbimbing kelompok 8 :)

Alasan Masuk Sikes Icsada Bojonegoro


seseorang yang bernyawa pastilah ingin memilii tubuh yang sehat. Banyak diantaranya memilih cara untuk mengonsumsi suplemen,multivitamin agar tubuhnya tetap sehat. Namun, selain menmgonsumsi multivitamin,suplemen dll,, kita harus melakukkan kebiasaan hidup sehat dengan cara pola hidup yang sehat. Pola-pola hidup sehat, cara'' merawat kesehatan hingga cara'' merawat keadaan ketika sakit dapat dipelajari di Stikes Icsada Bojonegoro. itulah sebabnya saya mmilih stikes icsada Bojonegoro.

HIPERTERMIA

hipertermia
HIPERTERMIA

A.      Definisi
            Hipertermia adalah peningkatan suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi. Hipertermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu tubuh yang terlalu panas atau tinggi Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Namun, pada keadaan tertentu, suhu dapat meningkat dengan cepat hingga pengeluaran keringat tidak memberikan pengaruh yang cukup.Hipertermia cenderung lebih sering terjadi pada bayi dan anak di bawah usia 4 tahun dan orang tua yang berumur 65 tahun ke atas. Selan itu, orang yang kelebihan berat badan, sedang sakit, atau berada dalam pengobatan tertentu juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hipertermia. Suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat merusak otak dan organ vital lainnya. Pada penderita hipertermia parah, gejala yang akan timbul meliputi kondisi mental kelelahan, cemas, tubuh kejang, dan dapat mengakibatkan koma.
B.FUNGSI FISIOLOGIS
           

            Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Suhu tubuh dihasilkan dari:


1.         Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate / BMR) disemua sel tubuh.
2.         Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat   menggigil).
3.         Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (Growth hormone dan testosterone).
4.         Metabolisme tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
5.         Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi didalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
           

            Banyak fungsi fisiologis lainnya fungsi tubuh mengenai batasan normal. Terdapat beberapa pendapat. Umumnya berkisar antara 36,100 C atau lebih rendah sampai 37,400 C pada sore hari atau 36,50 C (benneth,et al, 1996). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat 36,80 C.dengan titik terendah pada jam 6 pagi sampai dan titik tertinggi jam 16.00.
Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalh 37,200C dan suhu maksimum pada jam 16.00 adalah 37,700 C. Dengan demikian suhu tubuh > 37,200 C pada pagi hari dan > 37,700C pada sore hari disebut demam (Gelfand,et al, 1998). Sebaliknya bennet dan plum (1996) mengatakan demam atau hipertermi bila suhu >37,200 C. Walaupun tidak ada batasan yang tegas, namun dikatakan apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,50 C adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal,oral atau aksila,dengan perbedaan kurang lebih 0,5-0,600C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi (Andreoli, et al,1993).
Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi bentuk hipertermi dan demam. Pada hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal,sehingga produksi panas melebihi pengeluaran panas.


C.GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1.Fase-fase Terjadinya hipertermi


a.Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
1)Peningkatan denyut jantung
2)Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3)Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4)Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
5)Merasakan sensasi dingin
6)Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
7)Rambut kulit berdiri
8)Pengeluaran keringat berlebihan
9)Peningkatan suhu tubuh


b.Fase II: proses hipertermi
1)Proses menggigil lenyap
2)Kulit terasa hangat / panas
3)Merasa tidak panas atau dingin
4)Peningkatan nadi dan laju pernapasan
5)Peningkatan rasa haus
6)Dehidrasi ringan hingga berat
7)Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
8)Lesi mulut herpetik
9)Kehilangan nafsu makan ( jika hipertermi memanjang )
10)Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein


c.Fase III: pemulihan
1)Kulit tampak merah dan hangat
2)Berkeringat
3)Menggigil ringan
4)Kemungkinan mengalami dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah, hipertermi yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi (hipertermi) juga berfungsi meningkatkan keaktifan ( kerja ) sel T dan B terhadap organisme pathogen. Namun konsekuensi hipertermi secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu hipertermi dapat mengaktifkan kejang.
2.Etiologi:
a.Dehidrasi
b.Penyakit atau trauma
c.Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
d.Pakaian yang tidak layak
e.Kecepatan metabolisme meningkat
f.Pengobatan / anasthesia
g.Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
h.Aktivitas yang berlebihan


3.Tanda dan gejala:
            Panas, kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas sebagai pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas, kadang-kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan tubuh melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual, muntah, sakit kepala , dan tekanan darah rendah. Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing, terutama jika orang tersebut berdiri tiba-tiba.
Dalam kasus serangan panas parah, orang tersebut mungkin menjadi bingung atau bermusuhan, dan mungkin tampak mabuk. Denyut jantung dan laju respirasi akan meningkat (takikardi dan takipnea) sebagai penurunan tekanan darah dan jantung upaya untuk memasok cukup oksigen ke dalam tubuh. Penurunan tekanan darah maka bisa menyebabkan pembuluh darah berkontraksi, menghasilkan warna kulit pucat atau kebiru-biruan dalam kasus-kasus lanjutan stroke panas. Beberapa korban, terutama anak-anak muda, mungkin kejang. Akhirnya, sebagai organ tubuh mulai gagal, tidak sadarkan diri dan koma akan terjadi.


D.PENATALAKSANAAN


1.Antipiretik tidak diberikan secara otomatis pada setiap penderita panas karena panas merupakan usaha pertahanan tubuh, pemberian antipiretik juga dapat menutupi kemungkinan komplikasi. Pengobatan terutama ditujukan terhadap penyakit penyebab panas.
2.Antipiretika.
Parasetamol: 10 -15 mg/kg BB/ kali (dapat diberikan secara oral atau rektal).
Metamizole (novalgin): 10 mg/kg BB/kali per oral atau intravenous.
Ibuprofen: 5-10 mg/kg BB/ kali, per oral atau rektal.
3.Pendinginan Secara fisik: Merupakan terapi pilihan utama. Kecepatan penurunan suhu > 0,10 C/menit sampai tercapai suhu 38,50 C. Cara-cara physical cooling/compres :
4.Evaporasi: penderita dikompres dingin seluruh tubuh, disertai kipas angin untuk mempercepat penguapan. Cara ini paling mudah, tidak invasif dan efektif.
5.Cara lain yang bisa digunakan : kumbah lambung dengan air dingin, infus cairan dingin, enema dengan air dingin atau humidified oksigen dingin, tetapi cara ini kurang efektif.
6.Penurunan suhu tubuh yang cepat dapat terjadi refleks vasokonstriksi dan shivering yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen dan produksi panas yang merugikan tubuh. Untuk mengurangi dampak ini dapat diberi:
a.Diazepam: merupakan pilihan utama dan lebih menguntungkan karena mempunyai efek antikonvulsi dan tidak punya efek hipotensi.
b.Chlorpromazine



Wikipedia

Hasil penelusuran

Search